Pengamat Minta Aparat Waspada Jelang 17 Agustus 2014
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-
Video Warga Negara Indonesia (WNI)yang mengajak umat Islam di Indonesia
untuk bergabung dengan kelompok ISIS menjadi perhatian banyak pihak.
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ternyata telah menjalar ke
berbagai negara.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) Ansyaad Mbai menjelaskan persoalan ISIS tersebut. Ia mengatakan
pemerintah Suriah telah menetapkan ISIS sebagai kelompok teroris. Begitu
pula Iran yang meminta bantuan Amerika Serikat untuk menangkal serangan
ISIS.
"Sekjen PBB serta negara-negara Eropa melarang keras
warganya ke daerah tersebut," kata Ansyaad ketika dihubungi
Tribunnews.com, Jumat (1/7/2014).
Sehingga, kata Ansyaad, bila ada
warga negara Indonesia yang bergabung dengan kelompok tersebut bisa
dikatakan anggota teroris. Apalagi, BNPT telah mendapatkan laporan di
sejumlah daerah mengenai kegiatan berbaiat kelompok ISIS. Daerah itu
meliputi Jakarta, Bima, Kalimantan dan Sulawesi.
"Baiat itu sumpah
setia, bisa dicabut kewarganegaraannya. Kalau dia WNI, bisa dicabut,
karena dengan baiat, yang bersangkutan mengangkat sumpah setia kepada
negara asing," ujar Ansyaad.
Ia juga mengingatkan warga negara
yang bergabung dalam kelompok itu melanggar hukum. "Di negara asalnya
saja melanggar hukum," tuturnya.
Ansyaad mengatakan anggota ISIS
di Indonesia melakukan baiat secara mandiri dengan melakukan sumpah
setia kepada Khalifah ISIS, Abdullah Al Baghdadi. "Mereka, menyatakan
niatnya tunduk dan taat kepada Al Baghdadi," katanya.
Ia lalu
mencontohkan adanya keberadaan ISIS di Indonesia saat adanya unjuk rasa
di Bundaran Hotel Indonesia (HI) di bulan Maret 2014. Dimana terdapat
bendera ISIS yang ikut dikibarkan disana. "Itu kelompok radikal," kata
Ansyaad.
Selain itu adapula beberapa kelompok di Bima serta
narapidana terorisme sekitar 20 orang yang bergabung dengan ISIS.
Ansyaad juga menyebut adanya salah satu kampus di Ciputat yang diketahui
menggelar aktivitas berbau ISIS. Namun, Ansyaad enggan menyebut nama
kampus tersebut.
"Bukan kampusnya tetapi mereka menggunakan fasilitas kampus, ada ratusan, ini harus menjadi peringatan," imbuhnya.
Mengenai
pendanaan ISIS, Ansyaad mengatakan kelompok tersebut merupakan
kelanjutan Al-Qaeda. Ia menuturkan pendanaan memakai cara iuran. Namun,
belum diketahui kelompok tersebut melakukan perampokan di Indonesia.
"Justru itu harus diwaspadai bila mereka kembali menggunakan cara merampok bank atau toko emas," ujar Ansyaad.
Mengenai
adanya pesan berantai berisi ancaman bom usai lebaran dan pemilihan
presiden, Ansyaad menduga isu tersebut dihembuskan oleh kelompok
tertentu. "Mereka memanfaatkan situasi pertikaian politik pascapilpres
untuk memperkeruh suasana," ujarnya.
Ansyaad menegaskan kelompok
teroris tidak pernah mengumumkan rencana serangan. "Mengenai edaran itu
ya pasti ada kelompok lain memanfaatkan dengan pertikaian politik. Pihak
bertikai juga tidak melakukan itu," ungkapnya.
Ia pun meminta masyarakat tidak perlu takut atas edaran tersebut. "Tidak perlu takut namun diminta tetap waspada," kata Ansyaad.
Sementara
pengamat Intelijen Wawan Purwanto mengatakan ancaman kelompok ISIS
terjadi pada pemilu kemarin. Namun, aparat keamanan sudah melakukan
pengamanan berlapis di seluruh wilayah Indonesia.
"Pengamanan
berlapis sesuai gradasi. Ini bukan rumor hal baru, tetapi memang tidak
dibuka saja. Maka aparat melakukan upaya penambahan personil untuk
deteksi dini," kata Wawan ketika dihubungi Tribunnews.com.
Wawan
mengatakan kelompok ISIS di Indonesia banyak diisi orang baru yang
simpatik dengan gerakan tersebut. Mereka merasa senasib sepenanggungan
dengan perjuangan di Suriah.
"Sekarang juga situs terbuka
mempelajari langsung atau praktek mandiri membuat bahan peledak. Ada
juga yang diajak untuk dibaiat," kata Wawan.
Dengan baiat, kata
Wawan, maka mereka secara psikologis terikat untuk memajukan gerakan
ISIS. Wawan mengatakan kelompok tersebut banyak merekrut remaja. Sebab,
mereka belum memiliki tanggungan keluarga dengan emosi yang masih labil.
Remaja juga dinilai memiliki spirit yang militan.
"Lebih banyak
memiliki sikap sentimen keagamaan. Ini berbeda dengan kelompok tua yang
masih memiliki tanggungan serta kebutuhan ekonomi," ujar Wawan.
Sementara untuk pendanaan, Wawan melihat donasi dilakukan dengan jaringan dari luar negeri dan dalam negeri dalam bentuk uang.
"Ada juga logistik senjata dan amunisi tergantung kebutuhan wilayahnya," imbuhnya.
Untuk itu, Wawan meminta aparat tetap melakukan pengamanan berlapis. Tidak hanya TNI dan Polri tetapi masyarakat sipil.
"Waspada bukan hanya saat pilpres dan Idul Fitri tetapi menjelang 17 Agustus 2014," katanya.
Wawan
mengatakan kelompok ISIS terdeteksi di Jakarta dan Malang. Adapula yang
telah menetap di Suriah. Pola gerakan mereka tidak langsung kenegara
tujuan tetapi pintu masuk melalui negara lain.
"Ada yang ke Yaman, Afghanistan dan Palestina. Mereka
Baca Lainnya:
BNPT: WNI yang Bergabung ISI Bisa Dicabut Kewarganegaraannya
DPR Minta Aparat Waspadai Penetrasi ISIS di Indonesia
Pengamat: Ini Taktik Perpindahan Milisi ISIS Sehingga Tidak Terpantau …
BNPT Berkoordinasi dengan Mesir Pantau ISIS
Syafi'i Maarif: ISIS di Indonesia Harus Dipangkas
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting
Menag protes ISIS bilang Pancasila itu berhala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar