Tiga Golongan Manusia Pada Hari Kiamat 1.Golongan Orang yang Beriman Paling dahulu adalah orang-orang yang didekatkan dengan Allah 2.Golongan Kanan alangkah mulianya golongan ini 3.Golongan Kiri alangkah sengsaranya golongan ini! QS:Al-Waqi'ah

Senin, 30 Juni 2014

Islam ABOGE

Penganut Islam Aboge baru mulai puasa Senin besok
MERDEKA.COM. Penganut Islam Alif Rebo Wage (Aboge) yang berada di wilayah eks Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah akan mulai melaksanakan puasa Ramadan pada Senin (30/6). Penentuan awal puasa dalam masyarakat Islam Aboge dihitung berdasarkan rumusan Sanemro atau puasa enem loro.
Tetua Islam Aboge di Kecamatan Pekuncen Banyumas, Santibi, mengemukakan dalam perhitungan Sanemro, puasa jatuh pada hari ke enam. Hari ke enam yang dimaksud adalah hari Jumat yang dihitung berdasar hari umum, sedangkan loro merujuk pada kalender pasaran jawa, yakni Wage.

"Dari perhitungan rumus Sanemro, awal puasa jatuh pada Senin Kliwon besok. Perhitungan ini sudah menjadi patokan bagi penganut aboge secara turun-temurun," katanya, Minggu (29/6).

Perhitungan yang dianut warga Aboge berdasarkan perhitungan windu atau delapan tahun, sehingga penentuan puasa tidak bergantung pada tahun Hijriyah. Selama ini, mereka memiliki motode perhitungan tersendiri tentang awal puasa. Pengikut Aboge ini biasanya selalu paling akhir dalam memulai puasa, begitu pula saat merayakan lebaran.

"Setiap tahun, penentuan awal puasa (Aboge) memang berbeda dengan pemerintah. Biasanya selisih satu hari, dan itu juga terjadi pada waktu penentuan awal bulan Syawal. Jadinya, warga penganut Aboge berlebaran sehari setelah hari Raya Idul Fitri yang ditentukan pemerintah," ujarnya.

Selama bulan puasa, penganut Aboge juga melaksanakan Sholat Tarawih bersama, sebagaimana umat Islam pada umumnya. Sebelumnya, pemerintah telah menentukan awal bulan ramadan ditetapkan pada Minggu (29/6).



Nurcholis Majid Sosok Pembaharu Islam

Nurcholish Madjid: Pembaharu Islam yang Selalu Gelisah
Dalam lintasan sejarah pemikiran di Indonesia, Nurcholish Madjid merupakan ikon pembaharuan Islam. Gagasannya tentang pluralisme atau kebinekaan menempatkannya sebagai intelektual muslim terdepan. Terlebih ketika Indonesia sedang dirongrong fundamentalisme agama dan ancaman disintegrasi bangsa.
Nurcholish Madjid
Cendekiawan Muslim, Nurcholish Madjid, saat kampanye untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 30 Maret 2004. [TEMPO/ Arie Basuki; Digital Image; 20040330]
Seperti kebanyakan para pembaharu lain, Cak Nur – begitu ia biasa disapa – adalah pemikir yang selalu gelisah dengan kondisi umatnya. Ia kerap mendapat kritik lantaran dianggap berlawanan dengan arus utama pemikiran ketika itu.
Tokoh ini besar di lingkungan keluarga tradisionalis Nahdlatul Ulama, tetapi berafiliasi pada politik modernis Masyumi. Ayahnya, Kiai Abdul Madjid, merupakan ulama terpandang di Mojoanyar yang dikenal sebagai pendukung setia partai yang dirikan Mohammad Natsir itu. Sementara ibunya, Fatonah, adalah putri Kiai Abdullah Sadjad dari Kediri, seorang ulama NU berpengaruh. Latar belakang inilah, termasuk yang membentuk pandangan Cak Nur kemudian.
Saat masih belia, Cak Nur mendapat pendidikan dasar Sekolah Rakyat di Mojoanyar dan Bareng, juga dari Madrasah Ibtidaiyah. Lalu berlanjut ke Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang. Tak sampai tamat, Cak Nur pindah ke Pesantren Modern Darus Salam di Gontor, Ponorogo. Di sana, ia ditempa berbagai keahlian dasar-dasar agama Islam, termasuk bahasa Arab dan Inggris.
Setamat dari Gontor, Cak Nur berkuliah studi di jurusan Sastra Arab, IAIN Jakarta. Di kampus ini, suami Omi Komaria itu membangun citra dirinya sebagai pemikir muda Islam. Ia juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam dan sempat dua periode memimpin organisasi itu antara 1966-1968 dan 1969-1971.
Pada 1968, Cak Nur menulis artikel berjudul "Modernisasi ialah Rasionalisasi, bukan Westernisasi," sebuah karya yang menjadi perbincangan utama di kalangan HMI. Melalui tulisan itu, ia mendorong umat Islam untuk menggeluti modernisasi sebagai apresiasi kepada ilmu pengetahuan. Setahun kemudian, ia menulis "Nilai Dasar Perjuangan", buku pedoman anggota HMI yang masih digunakan hingga kini.
Tahun 1970 bisa dibilang menjadi tonggak penting pemikiran Cak Nur. Tepatnya pada 3 Januari, Ketua Umum PB HMI itu menyampaikan pidato bertajuk "Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat." Ceramah itu dianggap sebagai penanda proyek pembaharuan yang diprakarsainya dalam membentuk kelas menengah kota yang lebih religius.
Dalam pidato yang ia sampaikan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta itu, Cak Nur menguraikan persoalan-persoalan mendesak yang perlu dipecahkan umat Islam, khususnya menyangkut politik. Lewat jargon 'sekularisasi' dan "Islam, Yes, Partai Islam, No!" ia mengajak umat untuk meninjau kembali berbagai bentuk kejumudan yang memasung kreativitas.
Lelaki kelahiran Jombang, 17 Maret 1939 itu mengajak umat untuk berpikir bebas dan terbuka demi menyongsong kemajuan di masa depan. Dengan jargon di atas, Peneliti LIPI pada 1984-2005 itu mengatakan, partai Islam bukan hal esensial, dan sama sekali tidak berhubungan dengan esensi keislaman.
Pendukung Masyumi yang sebelumnya menyebut Cak Nur sebagai "Natsir Muda" – karena dianggap mewarisi pemikiran Natsir yang religius-sosialis – kecewa. Kemudian menganggap sang pembaharu telah mempromosikan paham Barat.
Meski dikritik, Cak Nur tak berhenti berkarya. Dari 20-an karya yang ia tulis, "Khazanah Intelektual Islam" (Bulan Bintang, 1982), merupakan salah satu karya kanoniknya yang merangkum gagasan awal mengenai pemikiran keislaman. Buku itu berkisah tentang keagungan pemikiran Islam sejak masa klasik hingga modern, dari abad ke-7-19.
Sepanjang karier pembaharuannya, Rektor Universitas Paramadina 1996-2005 itu membicarakan ide-ide modern seperti demokrasi, hak asasi manusia, sosialisme, kapitalisme, humanisme, sekularisme, sains modern, isu gender, dan pluralisme. Jejak pemikiran itu bisa dilihat dalam "Ensiklopedi Nurcholish Madjid (2007)", yang ditulis oleh muridnya, Budhy Munawar-Rachman.
Dua warisan penting pemikiran Cak Nur adalah berdirinya Yayasan Wakaf Paramadina pada 1986 dan Universitas Paramadina Mulya (sekarang Universitas Paramadina) pada 1996. Dua lembaga ini secara konsisten mengembangkan ajaran Islam moderat yang digagas Cak Nur.
Di luar kontroversi pemikirannya, Cak Nur adalah sosok yang memiliki peran signifikan saat era reformasi bergulir pada 1998. Doktor Filsafat Islam dari Universitas Chicago itu termasuk salah seorang yang dimintai nasihat oleh Presiden Soeharto ketika diminta lengser dari jabatannya. Atas saran Cak Nur, akhirnya sang presiden mundur dari jabatannya untuk menghindari krisis menjadi lebih parah.
Demikian pemikiran Nurcholish Madjid yang terlukis di atas kanvas peradaban Indonesia. Setelah menderita sirosis hati selama dua tahun, akhirnya sang pembaru meninggal dunia pada 29 Agustus 2005. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata karena dianggap telah banyak berjasa kepada negara.


UMAT MUSLIM BERPUASA

Lama Berpuasa Umat Muslim di Seluruh Dunia
iStock
Islandia
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 1,5 miliar umat muslim di seluruh dunia akan melakukan ibadah puasa pada bulan Ramadan tahun ini. Dengan lokasi yang berbeda-beda, masyarakat muslim akan mengalami perbedaan waktu berbuka puasa. Wilayah mana yang paling lama menjalankan puasa?
Berdasarkan data dari The Huffington Post, Kamis, 26 Juni 2014, ternyata umat muslim di Kota Raykjavik, Islandia, harus menjalani ibadah puasa rata-rata selama 21 jam 57 menit. Disusul oleh Kota Stockholm di Swedia yang harus menunggu azan magrib rata-rata hingga 20 jam 57 menit.
Di negara mayoritas dan pusat kebudayaan Islam Arab Saudi, muslim di sana harus menjalankan puasa rata-rata hingga 14 jam 53 menit. (Baca: Selama Olimpiade, Timnas UEA Tak Puasa)
Indonesia, Malaysia, dan Cile memiliki waktu berbuka puasa yang tidak berbeda jauh, hanya terpaut menit. Muslim di Kuala Lumpur harus berpuasa rata-rata selama 13 jam 33 menit, berbeda delapan menit dari Kota Punta Arenas di Cile. Sedangkan umat muslim di Jakarta akan berpuasa rata-rata selama 13 jam 1 menit.
Selagi Piala Dunia berlangsung di Brasil, penganut agama Islam sekaligus pemain-pemain tim sepak bola yang muslim harus berpuasa hingga rata-rata 12 jam 4 menit. Sedangkan umat muslim di Sydney, Australia, adalah yang paling cepat mendengar azan magrib karena mereka hanya berpuasa selama rata-rata 9 jam 5 menit. (Baca: Pemain Muslim Tetap Berpuasa Saat Piala Dunia 2014)
Lama Berpuasa Umat Muslim di Seluruh Dunia  
Berbuka Puasa



Kamis, 12 Juni 2014

DR Muhammad Yahya Waloni Mantan Pendeta Berdakwah

Mantan Pendeta Jadi Dai Ceramah Keliling Indonesia
TRIBUNNEWS.COM, MUARAENIM - Berdakwah berkeliling Indonesia dengan cara menyetir mobil sendiri, mungkin baru dilakukan oleh DR Muhammad Yahya Waloni yang notabene seorang mantan pendeta.
Dan untuk menghidupi keluarganya ia tidak segan-segan menjual buku hasil tulisannya yang merupakan pengalaman perjalanan spritualnya hingga menjadi mualaf memeluk agama Islam.
Hal tersebut terungkap dalam kegiatan tabliq akbar yang digelar oleh Ponpes Darussaadah Muaraenim, Rabu (11/06/2014).
Hadir dalam kesempatan itu, Sekda Muara Enim H Taufik Rahman SH, ketua YKISS H Nurdin Masyir BA, pimpinan ponpes Darussaadah Taufik Hidayat S Ag, ibu-ibu pengajian forsapss, pelajar dan tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatan itu, DR Muhammad Yahya Waloni, mantan Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Sorong, Irian Jaya, Papua ini menceritakan bahwa, secara resmi ia menjadi mualaf, mengucapkan dua kalimah syahadat memeluk agama Islam pada 11 Oktober 2006.
Sejak itu juga, ia mulai mengabdikan dan mendedikasikan diri untuk menyebarkan agama Islam dengan cara berdakwah keliling Indonesia.
Dan perlu diketahui, dirinya mualaf bukan karena ingin menikah, ikut-ikutan dan sebagainya, tetapi dirinya mualaf karena telah mempelajari secara keilmuan baik dengan alkitab maupun sains tekhnologi.
“Kalau saya mengartikan, saya ini bukan mualaf tapi kembali kepada fitrah (kesucian) kembali ke Islam. Sebab pada hakikatnya manusia saat di kandungan, sudah memiki penjanjian dengan Allah SWT dan ini diabadikan dalam Al quran. Jadi setelah mendapatkan hidayah, saya kembali kepada Islam,” tambah ayah tiga anak ini.
Dikatakan Yahya, setelah 16 tahun menjadi pendeta, iapun menyatakan diri menjadi muallaf.
Kemudian diikuti oleh isteri dan ketiga anaknya, serta ayahnya, namun ibunya belum sempat karena keburu meninggal sebelum dirinya menjadi mualaf.
Namun dua saudara kandungnya hingga sekarang belum mengikuti jejaknya memeluk agama Islam.
Sebelum menjadi mualaf namanya Yahya Waloni, kemudian ditambah di depannya Muhammad Yahya Waloni, sedangkan isteri sebelumnya bernama Lusiana diganti menjadi Muthmainnah, begitu juga dengan ketiga nama anaknya. semuanya diganti dengan nama Islami
Dan selama menjadi pendeta hingga memegang jabatan prestesius sebagai Rektor UKI Papua, tentu sudah ribuan pendeta yang telah diwisudanya.
Kehidupannya cukup mewah dan berkecukupan karena semua digaji dan ditanggung oleh dewan gereja dunia.
Namun semuanya itu, ia tinggalkan sebab hidup tidak ada artinya kalau penuh dengan kesesatan. Ia rela hidup sederhana asalkan mati dalam keimanan.
Bahkan Jauh sebelum resmi memeluk agama Islam, ia sudah mempelajari tentang keislaman dari berbagai referensi dan ternyata semuanya menuju kepada kebenaran Islam dan kitabnya Alquran.
Selain itu juga, Yahya, mengajak kepada umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa ramadhan, dengan penuh keimanan kepada Allah SWT, agar semua dosa-dosa yang telah lalu dihapuskan oleh Allah SWT. Dan mudah-mudahan di bulan tersebut, mendapatkan barokah dan bisa bertemu dengan lailatul Qodar.
Mantan Pendeta1,2 : Tampak DR Muhamad Yahya Waloni yang seorang mantan pendeta memberikan pencerahan dan dakwah tentang pengalaman perjalanan spritualnya hingga menjadi mualaf memeluk agama Islam, pada kegiatan tabliq akbar yang digelar oleh Ponpes Darussadah Muaraenim, Rabu (11/6)